NeyDA's Blog

Pages

  • Beranda

Blog Archive

  • ▼  2011 (2)
    • November 2011 (2)
  • ►  2010 (2)
    • September 2010 (2)

label

  • artikel (2)
  • CUAP-CUAP (1)

About Me

NeyDa IrfA
Neyda Irfa is my name. sekarang masih duduk di bangku perkuliahan, tepatnya di State Islamic University of Malang (UIN Malang). berperan menjadi gadis yang manja di keluarga, karena menjadi anak paling bontot dari 2 bersaudara. aku gadis penyuka tulis menulis (walau entah yang ditulis itu apa..^_^), shopping, hang out.., "glasses is part of my life". Tidak berlebihan juga, cause it has been accompaning my since i was child.,hehe.,(kebanyakan nonton tivi siih,^^. and i hate lizard, secantik apapun dia. hmmh,,,kebanyakan cakap, main point>> this is my blog, my diary, my journal, my notes..and all about me, you can read, you can comment it. anggap saja blog sendiri.. SILAHKAN MEMBACA...
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Jumat, 11 November 2011
In: artikel

BAGAIMANA KITA BERGAUL?

Kupikir aku masih terlalu dini untuk mengenal ini, tapi entahlah..seperti sebuah waktu yang memaksa dan menuntutku bahwa aku harus mengerti, mengenal, memahami, dan mulai memikirkannya. Tapi inilah juga saatnya aku harus mengerti, di saat aku mulai berani memilih bergaul dengan lawan jenis. Walaupun sebelumnya ini adalah sesuatu yang sedikit maklum walaupun hanya menjadi bahan kajian-kajian omong kosong atau bentuk teoritis saja dalam sebuah dunia pesantren. Pergaulan antar laki-laki memang tak bisa terelakkan walaupun itu terjadi dalam sebuah lembaga pendidikan berbasis Islam yang dikemas melalui berbagai tingkat sekolah, terlebih sebuah tingkat Jami'ah (universitas), di mana didalamnya para tholib-tholibah atau mahasiswa-mahasiswi terdiri dari para usia-usia matang. Hubungan antar lelaki dan perempuan secara bebas menjadi hal yang tak tabu. Pergaulan ikhtilat (percampuran antar laki-laki dan perempuan) menjadi sebuah pembicaraan hangat bagaimana gaya pergaulan ala Islam masa depan selanjutnya. Sebenarnya bukan bagaimana hukum antar lelaki dan perempuan itu sendiri saling bercakap dan bertemu, akan tetapi melihat konteks realitas ini adalah bagaimana hukum dari efek sebuah pertemuan dan pergaulan antar lelaki dan perempuan itu sendiri.
 Islam sangat memperhatikan pergaulan antar lawan jenis. Dalam al-Qur'an banyak disebutkan ayat-ayat mengenai adab tiap-tiap laki-laki dan perempuan. slah satunya yang tertulis di QS an-Nur ayat 30-31, bahwa laki-laki harus senantiasa menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya, begitu juga perempuan pun seharusnya menjaga akhlaknya ketika bergaul, menjaga aurat dan kehormatan dirinya. tidak begitu saja menampakkan keindahan dan kecantikan dirinya. Ini adalah teori-teori al-Qur'an dalam sebuah pergaulan, membingkainya dalam sebuah syari'at Islam yang mulya. Akan tetapi bagaimana layaknya dengan praktiknya? Ini adalah hal yang sangat sulit. Pergaulan di dunia luar (pesantren) adalah hal yang sangat sulit. Ini bisa dilihat bagaimana cara tiap-tiap Lembaga pendidikan Islam mendesain ala pendidikan yang tidak mencampuradukkan pergaulan antar lawan jenis. Walaupun pendidikan itu berbasis Islam, pun tak menjamin cara pergaulan di dalamnya ala Islam sesungguhnya. Cara lembaga pendidikan antar pesantren dan tidak pesantren sungguh beda. Pesantren memulyakan penghuninya dengan tidak mencampuradukkan pergaulan antar lawan jenis serta membatasi cara pergaulan antar lawan jenis.
Sayangnya, di luar itu (pesantren) pergaulan sulit dibatasi, terutama di bangku perkuliahan. Ini dialami sendiri oleh penulis. Seperti sebuah cultural shock ( ketimpangan budaya) bagi saya setelah mengalami masa karantina anti lawan jenis di pesantren selama beberapa tahun. layaknya burung yang sekian lama terkungkung dalam sangkar dan kemudian terbang menghirup udara bebas. tak berlebihan pula bila diumpamakan seperti pegas yang ditarik terlalu kuat, maka akan membuahkan lemparan yang amat jauh pula. budaya ikhtilath (bercampur-aduknya) pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang jarang ditemukan oleh orang-orang semacam saya, justru memiliki sisi yang menarik untuk didekati (bukan diamati, tapi dicoba). orang-orang pesantrenan, lagi-lagi seperti saya cenderung memiliki rasa ketertarikan untuk mencoba. hal semacam ini sebenarnya wajar, karena sesuatu yang baru memiliki daya tarik untuk dicoba. maka, setelah hal demikian terjadi bukan tidak mungkin memberikan efek dari pertemuan itu sendiri. yaa,,efek itu adalah rasa ketertarikan antar lawan jenis itu sendiri. ini sebagai bentuk aplikasi dari dasar atau fitrah menusia sendiri yang dibekali sang Khalik rasa cinta dalam dirinya. rasa ketertarikan antar jenis ini wajar, namun bagaimana mengekspresikannya dalam bentuk tingkah laku inilah yang harus diperhatikan. jika pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang sedikit 'bebas' (namun masih dalam sekat-sekat norma agama) tanpa dibekali dengan ketakwaan kepada agama, maka akan membawa maka kita akan terjerumus pada-pada wilayah-wilayah syaithan. intinya, pergaulan-pergaulan antara laki-laki dan perempuan semacam ini hal yang tidak secara mutlak mendapat larangan keras dari agama, karena bagaimanapun antara manusia yang satu dengan dengan yang lain, antar laki-laki-perempuan, antar suku, antar kabilah sengaja diciptakan oleh Allah agar mereka saling mengenal (aplikasi QS: Al-Hujurat ayat 13), namun legalitas pergaulan ini harus tetap pada porsinya, tidak melanggar batas-batas yang ditetapkan syari'at.
semoga kita senantiasa menjadi manusia-manusia yang terjaga.,

Wallahu a'lam..



Diposting oleh NeyDa IrfA di 07.07
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
@ 2011 NeyDA's Blog; Many thanks to: Blogger Templates / blog Design Company / SEO / free template Blog